 |
| Oleh : M.Arifki Ridho Gusti Mahasiswa Fakultas Ilmu Hukum Unpam Serang Dosen Pengampu : Risky Amelia,S.H,M.H |
SERANG,- Menurut M. Arifki Ridho Mahasiswa Fakultas Hukum Semester 3 ,Hukum internasional menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam konteks globalisasi dan dinamika politik yang terus berubah, Dalam beberapa tahun terakhir, isu-isu seperti perubahan iklim, kejahatan lintas negara, dan ketidakpatuhan terhadap perjanjian internasional telah menguji efektivitas sistem hukum global.
Salah satu tantangan utama adalah ketidakpatuhan negara-negara terhadap kewajiban yang diatur dalam berbagai perjanjian internasional. Misalnya, banyak negara yang gagal memenuhi komitmen mereka dalam Perjanjian Paris mengenai perubahan iklim, yang berpotensi mengancam upaya global untuk mengatasi masalah lingkungan.
Selain itu, kepentingan politik dan geostrategis sering kali menghalangi penegakan hukum internasional, di mana negara-negara dapat menggunakan veto dalam forum internasional untuk melindungi kepentingan nasional mereka. Perkembangan teknologi juga menambah kompleksitas tantangan ini.
Menurut Saya ,Kejahatan siber dan perdagangan manusia yang melintasi batas negara memerlukan kerjasama internasional yang lebih erat dan pengembangan instrumen hukum yang relevan untuk menanggulangi masalah tersebut.
Dalam hal ini, hukum internasional harus beradaptasi dengan cepat untuk menghadapi kejahatan baru yang muncul akibat kemajuan teknologi. Untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, perlu ada peningkatan kerjasama antarnegara dan organisasi internasional dalam merumuskan kebijakan dan mekanisme penegakan hukum yang lebih efektif.
Hal ini termasuk memperkuat kepatuhan terhadap perjanjian internasional dan meningkatkan kapasitas penegakan hukum di tingkat global. Dengan langkah-langkah tersebut, yang diharapkan hukum internasional dapat tetap relevan dan efektif dalam mengatasi tantangan global yang semakin rumit di masa depan.
