![]() |
Oleh : Ananda Nicola Pratama Mahasiswa Fakultas Ilmu Hukum Unpam Serang Dosen Pengampu : Risky Amelia,S.H,M.H |
SERANG,- Sebagai mahasiswa hukum yang sedang mengamati hukum dan hubungan internasional , Saya melihat keputusan China untuk bermitra dengan negara-negara Global South dalam menyikapi krisis Ukraina sebagai langkah strategis yang memiliki dampak signifikan terhadap dinamika geopolitik global.
Langkah ini mencerminkan upaya China untuk memperluas pengaruhnya, menguatkan hubungan dengan negara berkembang, dan menawarkan alternatif terhadap dominasi negara-negara Barat dalam penyelesaian konflik global.
Global South, yang mencakup negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, sering kali merasa terpinggirkan dalam pengambilan keputusan global yang didominasi oleh negara-negara Barat. Dengan menggandeng Global South, China ingin membangun koalisi yang dapat menantang pendekatan Barat terhadap konflik Ukraina, terutama sanksi ekonomi terhadap Rusia. Pendekatan ini menunjukkan niat China untuk mempromosikan tatanan dunia multipolar yang lebih inklusif.
Bermitra dengan Global South memberikan peluang besar bagi China untuk memperluas diplomasi ekonominya melalui inisiatif seperti Belt and Road Initiative (BRI).
Namun, langkah ini juga menghadapi tantangan besar, termasuk kemungkinan resistensi dari negara-negara yang tidak ingin terlibat dalam konflik antara Rusia dan Barat. Selain itu, dukungan eksplisit kepada Rusia dapat merusak hubungan China dengan negara-negara yang mendukung integritas wilayah Ukraina.
Sebagai mahasiswa, Nicola melihat pentingnya langkah diplomatik yang lebih netral dan berbasis pada prinsip hukum internasional, seperti Piagam PBB.
Alih-alih memperkuat polarisasi geopolitik, China dan Global South sebaiknya fokus pada mediasi damai dan penyelesaian konflik yang mengutamakan dialog. Hal ini akan memperkuat posisi Global South sebagai mitra yang konstruktif dalam tatanan dunia yang damai dan stabil.
Kesimpulan yang dapat di ambil dari opini seorang mahasiwa ,Kemitraan China dengan Global South terkait krisis Ukraina adalah langkah strategis yang berpotensi mengubah dinamika global. Namun, keberhasilannya akan sangat bergantung pada pendekatan yang diambil.
Dunia membutuhkan solusi yang tidak hanya mengakhiri konflik tetapi juga menguatkan prinsip hukum internasional dan dialog multilateral. Dengan kepemimpinan yang bijak, kemitraan ini dapat menjadi peluang bagi tatanan dunia yang lebih adil dan inklusif.